
Berita Otomotif dan Dunia Balap – Perawatan motor matik, Servis CVT khususnya pada sistem Continuously Variable Transmission (CVT), sering kali di abaikan oleh para pemilik kendaraan. Padahal, komponen-komponen di dalam CVT seperti V-belt memiliki peran krusial dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda. Jika V-belt mengalami kerusakan atau bahkan putus saat di gunakan di jalan, hal ini bisa membahayakan keselamatan pengendara, terutama jika terjadi secara tiba-tiba saat berkendara.
Menurut Purnomo, pemilik bengkel Tamaro Motor di Jakarta Barat, servis CVT harus di lakukan secara berkala, terutama bagi pengguna motor yang di gunakan untuk aktivitas harian. “Kalau CVT jarang diservis, biasanya kotoran menumpuk di rumah CVT dan bikin V-belt aus lebih cepat. Kalau sudah aus parah, risiko putus di jalan makin besar,” ujar Purnomo saat di wawancarai Kompas.com pada Sabtu
Tanda-Tanda V-Belt Mulai Aus
Purnomo menjelaskan bahwa terdapat beberapa tanda-tanda awal yang menunjukkan V-belt mulai aus. Salah satunya adalah munculnya suara berdecit ketika motor mulai melaju. Selain itu, getaran berlebih dan tarikan motor yang terasa berat juga bisa menjadi indikator adanya masalah pada V-belt. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan motor kehilangan tenaga saat di gunakan untuk menanjak atau membawa beban berat.
Jika tanda-tanda ini sudah mulai di rasakan, sebaiknya pengendara segera melakukan pemeriksaan ke bengkel. Mengabaikan gejala ini hanya akan memperparah kondisi CVT dan meningkatkan risiko V-belt putus saat di gunakan.
Kapan Harus Servis CVT?
Idealnya, servis CVT di lakukan setiap 8.000 hingga 10.000 kilometer, tergantung dari intensitas dan kondisi penggunaan motor. Bagi pengendara yang sering menggunakan motornya untuk aktivitas berat seperti membawa barang atau berboncengan, servis CVT sebaiknya di lakukan lebih sering.
Proses servis CVT sendiri mencakup beberapa tahap penting, seperti pembersihan ruang CVT dari debu dan kotoran, pengecekan kondisi roller, pemeriksaan kampas ganda, serta pengecekan fisik dari V-belt itu sendiri. Apabila di temukan retakan atau ketebalan V-belt sudah menyusut, maka di sarankan untuk segera menggantinya dengan yang baru.
Mencegah Lebih Baik Daripada Menghadapi Risiko di Jalan
Servis CVT secara rutin bukan hanya tentang menjaga performa motor tetap optimal, tetapi juga sebagai bentuk pencegahan dari kemungkinan terburuk seperti V-belt yang putus saat di jalan. Purnomo menekankan pentingnya kesadaran pemilik kendaraan terhadap perawatan preventif. “Kalau untuk harian dan sering bawa beban berat atau boncengan, servisnya jangan tunggu sampai rusak. Lebih baik mencegah daripada putus di jalan,” katanya.
Kesimpulannya, merawat CVT secara rutin dapat memperpanjang usia komponen motor, menjaga kenyamanan berkendara, dan yang paling penting, menghindari potensi kecelakaan atau gangguan di tengah perjalanan. Jangan tunggu sampai ada masalah baru ke bengkel—lakukan servis secara berkala untuk keamanan dan kenyamanan Anda sendiri.
Sumber :Kompas.com