Berita Otomotif dan Dunia Balap – Mobil listrik mogok kini menjadi primadona baru di jalanan Indonesia. Ramah lingkungan, hemat energi, dan bebas emisi menjadi nilai jual utamanya. Namun, di balik kecanggihannya, banyak pengguna yang belum memahami cara penanganan yang tepat saat kendaraan ini mengalami masalah. Salah satu kesalahan umum adalah memperlakukan mobil listrik seperti mobil konvensional ketika mogok.
“Dorong Saja” Sudah Tidak Berlaku
Yagimin, Chief Marketing Auto2000, mengingatkan bahwa mobil listrik memiliki sistem kerja yang sangat berbeda dari kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel. “Dulu kalau mobil mogok bisa di jumper atau di dorong, sekarang sebaiknya di towing ke bengkel terdekat. Jangan coba-coba, karena kendaraan elektrifikasi punya sistem yang berbeda dan penanganannya harus sesuai prosedur,” ujarnya dalam acara di Tangerang.
Mendorong mobil listrik yang mogok tidak hanya berisiko merusak sistem kelistrikan, tetapi juga dapat membahayakan penggunanya. Sistem regenerative braking atau sistem rem regeneratif pada banyak mobil listrik, misalnya, bisa aktif dalam kondisi tertentu dan menyebabkan komplikasi tambahan saat di dorong sembarangan.
Kelistrikan Kompleks, Penanganan pun Harus Tepat
Mobil listrik bukan sekadar mobil biasa tanpa knalpot. Di balik bodinya, terdapat jaringan sistem kelistrikan bertegangan tinggi yang mengontrol seluruh performa mobil. Kesalahan penanganan bisa berakibat serius.
“Karena kompleksitasnya, di perlukan teknisi yang memang terlatih dan tahu prosedurnya. Jangan asal buka-buka kap mesin atau utak-atik soket,” tegas Yagimin. Ia menyarankan agar pengguna selalu menghubungi bengkel resmi atau layanan darurat jika mengalami kendala di jalan.
Auto2000 Siapkan Layanan Darurat 24 Jam
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pengguna kendaraan elektrifikasi, Auto2000 menyediakan layanan emergency roadside assistance yang bisa di akses kapan saja. Teknisi siap datang ke lokasi pelanggan, bahkan di luar jam operasional.
“Kalau ada kondisi darurat, teknisi kami siap datang ke lokasi. Kami ingin memastikan pelanggan tidak panik dan tidak salah menangani kendaraannya, tambah Yagimin.
Layanan ini tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga ketenangan pikiran bagi pemilik mobil listrik yang mungkin masih baru dalam memahami teknologi ini.
Edukasi Jadi Kunci Keselamatan
Yagimin juga menekankan bahwa edukasi tentang kendaraan elektrifikasi harus menjadi prioritas, terutama di tengah meningkatnya adopsi mobil listrik di Indonesia. Banyak pengguna masih belum memahami cara kerja mobil listrik secara menyeluruh, termasuk fitur keselamatan, sistem pengisian daya, hingga langkah-langkah darurat.
“Produk elektrifikasi tentu perlu ada penjelasan, bagaimana cara penggunaannya. Ini penting karena teknologinya belum sepenuhnya di kenal masyarakat, ujarnya.
Kesimpulan: Jangan Anggap Remeh Teknologi Canggih
Dengan semakin banyaknya mobil listrik di jalan, pemahaman pengguna dan kesiapan layanan purna jual akan menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan berkendara. Ingat, saat mobil listrik mogok, langkah terbaik adalah menghubungi bantuan profesional bukan mendorongnya seperti mobil konvensional.






