Berita Otomotif dan Dunia Balap – Merawat Calya-Sigra keluaran tahun lama masih banyak berseliweran di jalanan Indonesia. Sebagai mobil LCGC 7-penumpang yang di luncurkan pertama kali pada 2015, tak sedikit unit bekasnya yang kini sudah berusia hampir satu dekade. Meski begitu, banyak dari mobil-mobil ini tetap tangguh dan nyaman di gunakan asal di rawat dengan benar, terutama dalam hal penggantian oli mesin.
Umur Boleh Tua, Tapi Mesin Harus Tetap Prima
Menurut Paryudi, Technical Leader dari Nasmoco Bantul, Calya-Sigra bekas masih bisa dalam kondisi prima meski sudah berumur. Bahkan, beberapa unit di ketahui telah menempuh jarak hingga 200.000 km namun tetap sehat karena perawatan rutin yang konsisten, baik di bengkel resmi maupun non-resmi.
Salah satu perawatan yang tak boleh di lewatkan adalah mengganti oli mesin secara berkala. Meski terdengar sepele, penggantian oli ini berpengaruh besar Merawat Calya-Sigra terhadap usia pakai dan performa mesin. Paryudi menyebut bahwa kelalaian dalam urusan pelumas sering kali menjadi penyebab kerusakan serius pada mesin.
Efek Telat Ganti Oli: Dari Ring Aus Sampai Oli Ikut Terbakar
Kebiasaan telat mengganti oli ternyata bisa menimbulkan efek domino. “Kalau ring piston sudah aus karena pelumas sering telat diganti, maka oli bisa ikut terbakar dan cepat habis,” jelas Paryudi. Kondisi ini bisa terjadi di semua jenis mobil, tak hanya Calya-Sigra. Maka dari itu, pemilik mobil tua harus lebih peka terhadap kebutuhan mesin.
Kasus kehabisan oli tanpa di sadari pun cukup sering terjadi, dan biasanya baru terdeteksi saat performa mobil mulai menurun atau terdengar suara aneh dari ruang mesin. Oleh karena itu, memahami siklus dan kualitas oli sangat penting bagi pemilik kendaraan.
5.000 Km atau 10.000 Km? Ini Patokan Ganti Oli Calya-Sigra
Untuk Calya-Sigra, pabrikan umumnya merekomendasikan penggantian oli setiap 10.000 km. Namun, untuk unit generasi awal atau yang sudah berusia lebih dari lima tahun, sebaiknya di lakukan lebih sering. “Untuk mobil tahun lama, idealnya tiap 5.000 km ganti oli. Pakai oli dengan spesifikasi sedikit di bawahnya juga tidak masalah, asalkan masih sesuai standar,” ujar Paryudi.
Meski demikian, jika pemilik tetap ingin menggunakan oli yang tahan hingga 10.000 km, masih bisa di toleransi selama tidak ada tanda-tanda pengurangan oli yang signifikan. Karena itu, pemantauan secara rutin terhadap volume dan warna oli tetap penting.
Mobil Tua, Oli Harus Lebih Waspada
Calya-Sigra bekas tentu punya risiko keausan mesin lebih tinggi di banding unit baru. Ini menyebabkan oli lebih cepat aus atau menguap. Maka dari itu, pemilik harus ekstra hati-hati dan tidak hanya mengandalkan jarak tempuh, tetapi juga kondisi mesin dan gaya berkendara.
Sebagai penutup, Paryudi menekankan bahwa oli bukan sekadar cairan pelumas, tetapi darah bagi mesin. Salah pilih atau telat ganti bisa berujung fatal. Jadi, sebelum menyesal karena salah urus, lebih baik rutin cek kondisi pelumas, pilih oli yang tepat, dan patuhi jadwal penggantian.
Sumber :Kompas.com






