Berita Otomotif dan Dunia Balap – Harga Alphard Bekas Perkembangan mobil listrik di Indonesia tidak hanya mengguncang pasar kendaraan baru, tetapi juga memberikan efek domino ke pasar mobil bekas, khususnya di segmen premium. Toyota Alphard, yang selama ini di kenal sebagai simbol kemewahan dan kenyamanan di kelas. MPV premium, kini terkena dampaknya secara langsung.
Penurunan harga yang signifikan menjadi indikator bahwa persaingan semakin sengit. Mobil listrik asal China, khususnya Denza D9 dari BYD, mulai merebut hati konsumen kelas atas. Kombinasi teknologi modern, kenyamanan, dan harga yang lebih terjangkau membuat banyak calon pembeli beralih dari Alphard ke Denza D9.
Penjual: “Sekarang Parah, Sepi Banget
Kelvin, salah satu pedagang mobil bekas dari Auto Prime di WTC Mangga Dua, menyebut kondisi pasar saat ini sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengungkapkan bahwa unit Alphard tahun 2019 yang sebelumnya laku di angka. Rp 800 jutaan, kini harus rela di jual hanya Rp 600 jutaan. Penurunan drastis hingga Rp 200 juta ini bukan karena kualitas kendaraan menurun, melainkan karena permintaan yang anjlok akibat persaingan dari mobil listrik.
“Sekarang sedang parah, sepi banget. Salah satunya karena pengaruh mobil-mobil listrik. Segmen premiumnya kehajar Denza D9 si Alphard,” ujar Kelvin.
Jual Rugi Demi Perputaran Modal
Penjual lainnya, Sandoro dari Mutiara Mobilindo Bekasi, membenarkan fenomena ini. Menurutnya, Alphard lansiran 2018–2019 kini hanya bisa di jual di kisaran Rp 500 juta hingga Rp 600 jutaan. Harga ini jelas di bawah ekspektasi banyak pemilik, tapi menjadi satu-satunya pilihan agar stok di showroom tidak menumpuk.
“Mau enggak mau jual rugi. Kalau enggak gitu, barang enggak bisa muter, kata Kelvin lagi. Hal ini mencerminkan bahwa tekanan pasar memaksa para pedagang untuk menyesuaikan harga demi menjaga kelangsungan usaha mereka.
Denza D9: Penantang Baru yang Menggoda
Denza D9 hadir sebagai penantang serius di segmen MPV mewah. Dengan desain futuristik, fitur canggih, serta kenyamanan kabin yang tak kalah dari Alphard, mobil ini di tawarkan dengan harga yang relatif kompetitif. Keunggulan ini membuat konsumen semakin tertarik untuk mencoba alternatif baru, terutama di tengah tren peralihan ke kendaraan listrik.
Strategi agresif Denza dan pabrikan mobil listrik lainnya tidak hanya menargetkan pengguna mobil konvensional biasa. Tetapi juga mereka yang mencari kemewahan. Hasilnya, pangsa pasar Alphard pun mulai tergerus perlahan namun pasti.
Masa Depan Mobil Premium: Listrik atau Konvensional?
Kondisi ini membuka pertanyaan besar: apakah masa depan mobil premium akan di kuasai oleh kendaraan listrik? Jika tren ini terus berlanjut, mobil konvensional seperti Alphard harus beradaptasi lebih cepat, baik dengan pembaruan teknologi maupun harga yang lebih kompetitif.
Namun satu hal yang pasti, kehadiran Denza D9 telah mengubah peta persaingan di segmen mobil mewah, dan Alphard kini harus menghadapi kenyataan pahit harga anjlok demi bertahan di tengah gempuran kendaraan listrik yang terus berkembang.






